Minggu, 15 Mei 2022

Apa yang ibu lewatkan : 1. Cintailah dirimu

Ada banyak hal di dunia ini, yang ibu harap ibu paham sejak dulu, yang mungkin akan menjadi pribadi yang lebih baik dulu dan sekarang. tetapi ibu tidak ingin menuangkan penyesalan, melainkan agar menjadi pembelajaran untukmu kelak. Semoga bisa jadi pengingat saat kamu hadir dalam hidup ibu nanti.

Yang pertama ibu ingin kamu tau, Cintailah dirimu

Terutama dalam hal fisik, sejak ibu mulai mengenal kehidupan sosial dan berinteraksi dengan sekitar. Karena kurangnya pemahaman, tertanam dalam diri berbagai definisi cantik berdasarkan standar secara umum, dan ibu merasa tidak tergolong kedalam definisi tersebut. Hal ini berdampak dalam pergaulan yang membuat ibu menjadi pribadi yang minder, cenderung merasa kurang disukai, dan selalu merasa cemas serta tidak puas dengan penampilan diri. Sehingga ibu cenderung melewatkan berbagai peluang terbaik dalam hidup ibu.

Hal ini terus menerus mengungkung diri ibu, dan membatasi ibu dalam segala hal. Ibu terus-menerus hanya sibuk memikirkan bagaimana pendapat orang lain terhadap diri ibu, dan selalu berusaha memoles diri agar "lebih" disukai dengan cara yang tidak sehat. Hal ini terus berlanjut disetiap jenjang kehidupan ibu, ibu menjadi takut untuk menekuni hal-hal baru. 

Sampai pada akhirnya ibu mengenal sosok ayahmu, yang justru membantu ibu lebih mengenal diri sendiri. Bagaimana ayah mencintai diri ibu seutuhnya, mencintai apa yang ada di diri ibu tidak kurang dan tidak lebih. Bahkan diawal pernikahan ibu selalu terheran dan meyakinkan diri ibu dengan bertanya kepada ayah. kenapa ayah mau menikah dengan ibu yang tidak cantik? ayahmu selalu menjawab dengan manis bahwa ibu ini cantik, namun ibu masih ragu dan tidak percaya, ayahmu tidak pernah bosan mengingatkan.

Baru kemudian ibu benar-benar tersadar, dan ibu memandang diri ibu sebagai sosok yang berbeda. Perbedaan besar ibu rasakan ketika ibu memandangi diri ibu didepan cermin. ya, didepan cermin. Kenapa ibu baru menyadari, bahwa Allah menciptakan fisik ibu dengan luar biasa sempurna dan, cantik! ya cantik.

Dulu setiap bercermin ibu selalu merundung, kenapa kulit ibu kusam dan cenderung lebih gelap dibanding yang lain? kenapa kelopak mata ibu tidak simetris dan berkerut, kenapa bibir ibu lebih tebal dan tidak bagus saat tersenyum, mengapa alis ibu terlalu tebal, mengapa jari-jemari ibu tidak lentik, mengapa tubuh ibu tidak proporsional dan berlemak, lutut ibu hitam, selulit dikaki dan sebagainya dan sebagainya. 

Sibuk sekali mencari cara bagaimana cara memperbaiki. padahal Allah menciptakan ibu dengan sebaik-baik bentuk, sebaik-baik akal. Seandainya sedari dulu ibu paham bahwa definisi cantik tidak melulu berkulit putih, bermata besar dengan kelopak yang lentik, bibir yang kecil, lekuk badan yang sempurna bak biola. Ya ampun, ibu terlalu termakan dengan stereotype dari televisi, model, artis, dan orang-orang sekitar yang sayang sekali juga bias definisi cantiknya. Padahal pandangan tersebut dibentuk oleh orang-orang yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi, seperti produk-produk kecantikan, pakaian dan lain sebagainya. 

Ketika kamu lahir nanti, Ingatlah bahwa kamu sempurna dengan apa yang Allah berikan kepadamu. Jangan pernah terusik dengan pendapat orang lain tentangmu. Fokuslah mencari jalan-jalan kebaikan bagimu dan orang sekitarmu. Ibu tidak akan bosan-bosan mengingatkan bahwa kamu cantik/ tampan ^^. Boleh merawat diri tetapi hanya untuk merawat dan mensyukuri apa yang Allah berikan tanpa berniat untuk merubahnya :)

 

Sabtu, 04 September 2021

Bersyukur

Manusia memang tak mudah menjauhi tabiatnya, selalu fokus pada yang kurang dan lupa bersyukur pada yang lebih. Terutama aku, manusia yang penuh alfa. Tak peduli seberapa kuat mencoba, hatiku selalu penuh sesak, memikirkan hal-hal yang belum dapat ku miliki. 

Aku selalu bertanya-tanya, apakah hanya aku yang merasa bersyukur itu kerja keras yang harus selalu diupayakan. Ataukah ada diluar sana, dimana bersyukur bak semudah menghembuskan nafas.

Ya, aku, wanita menjelang usia tiga puluh, yang telah menjalani pernikahan 3 tahun lamanya dan Allah memberikan ujian kesabaran menanti sang buah hati. Ketika kalut dalam penantian, aku senantiasa melupakan segala nikmat yg dianugerahkan-Nya kepadaku. Suami yang begitu sabar, dan begitu mencintaiku, keluarga yang selalu memberikan dukungannya, rezeki, kesehatan, negeri yang damai, rumah yang nyaman, nikmat ibadah.

Kadang kala aku ingin menyerah, padahal Allah memberikanku rahim yang sehat, memberikanku peluang untuk dapat berharap. Dimana diluar sana banyak wanita yang harus merelakan rahimnya untuk diangkat.

Aku lupa bahwa anak adalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan, sementara banyak amalan dan ibadah lain yang setimpal nilainya dengan mendidik anak. Mengapa begitu jengkel dan sulit bahagia mendengar kabar kerabat yang dikaruniai anak, apa sebenarnya Ego yang ku perjuangkan ini, apa sebenarnya yang ingin aku raih? Apakah aku layak untuk marah, setelah semua yang Allah berikan untukku?



Selasa, 15 Oktober 2013

Dunia yang bising

Gemuruh dalam dada meninggalkan dunia bak kebisingan
Redamlah, maka dunia menjelma jadi harmoni

Rabu, 11 September 2013

Pesan pak dosen

Bersegera dalam kebaikan
Segera perbaiki sebelum keadaan semakin buruk
Jangan setengah2 dalam bekerja
Berani menolak terhadap sesuatu yang tidak baik

Pesan tersirat dari dosen, kelas perancangan struktur perkerasan jalan.
*kelas masih berlangsung :p

Selasa, 10 September 2013

Menjauh

Maafkan aku yang merindu...

Tidaklah aku bersedih saat kau tuduh aku menjauhimu
Aku sedih karena ternyata aku benar-benar menjauhimu

Pola kalimat terinspirasi dr seorang dosen, bagi teman2 itu lelucon. Tetapi membekas begitu dalam, buatku yang teringat akan dirimu

Kamis, 05 September 2013

Penebar kebaikan

Karena mereka yang penuh kebaikan, Allah kembalikan kebaikannya itu dari berbagai penjuru mata angin :))

Minggu, 25 Agustus 2013

Random mind

With just a fail haircut can ruin your day. Women's theory.
It's happen to me literally. And most people in my house got the impact of my anger. I don't know why i still can't erase my selfish thing out of my life (cmiiw ~_~)

Tapi 'ngga' buat perempuan anggun yang mandiri dan bijak, ia mampu mengenyampingkan ago duniawinya demi kepentingan sesama. Tak ada waktu  baginya mengurusi urusan duniawi yg tak bermanfaat baginya dan orang lain.(tryin talk to my self)

Kebingunganku yang lain, aku ingin menyelesaikan study dengan cepat untuk menyudahi perjuangan mereka yg begitu besar hanya demi anaknya.

Memang, bisa saja aku dengan mudah memilih fokus dalam akademis. Tetapi aku tidak akan memiliki kapasitas lebih tanpa mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang dapat mengembangkan kemampuanku. Selain itu dapat memenuhi hasrat untuk menjadi pribadi bermanfaat. (Sekecil apapun, setiap orang pasti punya hasrat itu)

Boleh saja aku menyisakan waktuku untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Tetapi otakku tak lepas dari memikirkan mereka dirumah yang sangat membutuhkan tenagaku juga. Aku tau sekali ibuku selalu menanti kepulanganku diakhir pekan. Aku paham betapa lelahnya mereka berjuang selama ini, perlu diketahui keluargaku memiliki toko kelontong yang menjadi satu-satunya penghasilan keluarga, sehingga tugas mencari nafkahpun mau tak mau mereka pikul berdua.

Dan aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, mereka berjuang begitu gigih seperti itu, hanya demi satu alasan yang tulus. Kehidupan yang lebih baik untuk anaknya kelak. Ketika ada yang menanyakan mampukah kalian anak dari orang tua kalian untuk membalas budi mereka? Tidak! Sekalipun Allah izinkan. Bumi dan seisinya tidak akan cukup membalas budi mereka. Tidak, kecuali syurga. Insya Allah

Tentu, jiwa optimisme akan mengatakan. "Aku pasti bisa menggenggam semua, asal ada Allah disetiap denyut langkah". Semoga Allah mampukanku menyusun skala prioritas sebaik mungkin, menjadikanku pribadi bermanfaat dan mampu membalas budi merek. Sekalipun tak akan pernah cukup. Aamiin

Maaf jika tulisannya se random judulnya :)